Setelah dua hari mengikuti Peer Learning Meeting (PLM) Nasional yang diadakan tanggal 2-3 Desember 2020 melalui virtual, pada hari penutupan (3/12) diumumkan para pemenang lomba yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional RI. Penghargaan ini diberikan kepada perpustakaan yang menunjukkan perubahan berupa impak dari kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Di antara lomba yang diselenggarakan yakni lomba cerita dampak Video, Esai dan Pameran Virtual. Pada tahun ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang dinyatakan sebagai pemenang Lomba Cerita Dampak kategori Video untuk Perpustakaan Kabupaten/Kota bersama 5 kabupaten lainnya.
Video yang masuk dalam pemenang ini bercerita tentang seorang pemustaka yang memanfaatkan layanan informasi yang disediakan secara khusus oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Enrekang saat penerimaan calon Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Enrekang. Layanan yang dimaksud ialah layanan pendampingan pendaftaran CPNS di ruang baca. Pustakawan memberikan layanan ini mulai dari memandu penginputan data, membantu menditigalisasi berkas pendaftar CPNS dengan scan dan format pdf. Tak hanya itu, juga memfasilitasi print out berkas, hingga mereka memanfaatkan internet di perpustakaan untuk belajar secara mandiri. Hal ini yang dirasakan oleh Gunawan, yang selama proses pemberkasan hingga persiapan menuju tes CPNS, ia sangat terbantu dengan adanya layanan yang disediakan tersebut. Ia bahkan datang hingga malam hari untuk mempelajari tips-tips menjawab soal CPNS melalui Youtube dan sumber-sumber lainnya di internet. Akhirnya, kini ia pun dinyatakan lulus sebagai CPNS atau tepatnya calon pengajar di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Enrekang.
Masuknya Dispustaka Enrekang sebagai pemenang lomba video kali ini tentu kian memotivasi bagi para pustakawan untuk memberikan layanan yang responsif. Hal ini juga mendorong Perpustakaan Umum Kabupaten Enrekang untuk terus menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti pendampingan CPNS kemarin. Sebab salah satu cara menjadi perpustakaan yang inklusif yakni menyediadakan layanan yang responsif.