Kegiatan membaca sambil bercakap-cakap dan bermain merupakan kegiatan yang penting bagi anak-anak. Kegiatan membacakan cerita (story telling) dan berlatih agar lancar membaca perlu dilakukan lebih sering untuk membangun fondasi kecakapan literasi dengan cara yang menyenangkan.
Belajar membaca juga dapat diibaratkan belajar berjalan dan mengendarai sepeda yang dilakukan step by step. Namun tidak semua anak punya kesempatan belajar yang sama karena berbagai faktor, bahkan masih sering dijumpai anak-anak yang perkembangan membacanya relatif lambat. Untuk meningkatkan kemampuan membacanya menjadi lebih baik, anak-anak juga perlu mendapatkan ruang belajar membaca secara nonformal dengan strategi yang menyenangkan. Kali ini usia anak-anak yang difasilitasi yaitu anak yang di atas 6 tahun.
Perpustakaan Umum Kabupaten Enrekang sebagai salah satu institusi yang berperan dalam memfasilitasi tumbuhnya tradisi membaca di kalangan masyarakat dari berbagai usia, menyadari perlunya ruang belajar membaca bagi anak-anak. Berangkat dari kepedulian dan tanggungjawab itulah, para pustakawan kemudian memfasilitasi layanan Pustaka Ceria sebagai layanan belajar membaca.
Kegiatan ini dimulai Selasa, 23 Februari 2022 di Ruang Baca Anak Lantai 1, yang diikuti 5 orang anak. Pustakawan yang bertugas di Ruang Baca Anak, Raslina, mengawali kegiatan ini dengan memotivasi anak-anak untuk semangat belajar membaca. Setelah itu, Raslina bersama dengan pustakawan lainnya mendampingi anak-anak mengeja dan memperlancar kemampuan membaca peserta. Layanan ini secara intens dilaksanakan pada siang pada hari senin, selasa, dan rabu.
Raslina menceritakan bahwa pernah ada orang tua (bapak) yang datang mengeluh ke perpustakaan sembari membawa 2 anaknya. Dia pusing karena anak-anaknya bermain handphone terus. Lantas ia pun menginformasikan tentang layanan pustaka ceria kepada bapak tersebut. Anak-anak dari bapak itu lalu mendaftarkan anaknya dan ia antusias melihat anak-anak diajar membaca dengan cara menyenangkan dengan menggunakan flash card. Bahkan ia pun menyertakan seorang anak lagi yang masih berusia 4 tahun agar diajar membaca di perpustakaan.
“Ini membuktikan bahwa masih sangat mudah mengalihkan perhatian anak usia dini dari aktivitas gadget ke aktivitas lain yg menyenangkan, seperti bermain sambil belajar membaca ini”, katanya.