ENREKANG, DISPUSTAKA – Belum adanya toko buku di Enrekang yang menyuguhkan bacaan serius atau kritis, memantik Dispustaka membuka lapak buku. Melalui kegiatan Festival Pemustaka, Pameran Buku yang dibuka dari tanggal 26 September 2017, memudahkan masyarakat menjumpai bacaan yang bermutu.
Berjalan sepekan, lapak buku yang digelar di halaman kantor Dispustaka, telah dikunjungi banyak warga kota, utamanya dari kalangan mahasiswa dan pegiat literasi. Hasilnya, banyak buku yang terjual. Tak hanya itu, para pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan banyak yang menyempatkan singgah melihat buku-buku. Kadang ada yang tertarik dan membeli. Hanya memang tidak semua pengunjung mampu memenuhi minat mereka.
“Kehadiran lapak buku ini menjadi akses bagi para mahasiswa di Kota Enrekang yang selama ini kurang mendapati buku-buku yang bagus dan terbaru,” ujar Musdin, mahasiswa STKIP yang saat ini mengetuai HIMA Prodi BK.
Di lapak buku, sambil memilah buku yang diminati, pengunjung sering diajak berinteraksi hingga sharing terkait literasi. Suasananya juga dihangatkan dengan hidangan kopi asli Enrekang. Bikecafe Kainawa yang biasanya berkeliling dari kantor ke kantor, selama sepekan memarkir becak kopinya di stan Pameran Buku. Lewat kopi pula beberapa pengunjung terpancing memiliki buku yang terpajang.
“Beberapa pengunjung yang singgah melihat buku, kami sambut dengan rekomendasi buku dan kadang mengajaknya diskusi. Jadi sebenarnya buku plus kopi kami hadirkan sebagai medium membuka perbincangan perihal literasi,” tutur Muh Naim, Kasi Pengembangan Minat Baca Dispustaka Enrekang.
Rencananya, selepas Festival Pemustaka yang ditutup pada hari Minggu (30 September 2017), lapak buku masih akan digelar di pojok Dispustaka. Nantinya akan ditampilkan dengan nuansa yang baru.