Dispustaka, Enrekang – Latif Qaedah (49) bekerja sebagai perangkat desa (pegawai) di Kantor desa Masalle. Sejak tahun 2015, ia mulai tertarik membaca koleksi yang dimiliki Perpustakaan Desa Masalle. Awalnya, Latif hanya iseng-iseng buka buku karena memang perpustakaan masih seatap dengan kantor desa atau berada dalam lingkungan kerjanya. Ia mengakses bacaan di sela-sela berkantor.
Selain bekerja di kantor desa, ia juga berkebun/bertani. Olehnya, ia lebih cenderung membaca buku-buku yang berkaitan dengan perkebunan dan pertanian. Dari koleksi yang ada di perpustakaan, ia menemukan buku tentang manfaat air seni kelinci. Saat itu ia pun tertarik membacanya dan mengikuti petunjuk dalam buku tersebut. Setelah mengikuti panduan dalam buku itu, ternyata Latif Qaedah berhasil mengaplikasikannya. Akhirnya, melalui pengetahuan yang diperoleh dari buku itu, maka terciptalah produk pestisida dan pupuk organik yang ramah lingkungan, yang berasal dari air seni kelinci yang telah disaring. Kini ia mempunyai macam-macam pupuk cair organik.
Pupuk dan pestisida ini telah dicoba oleh Latif Qaedah dilahan perkebunannya. Manfaatnya telah dirasakannya. Dulu lahannya tidak subur, namun setelah menggunakan produk tersebut, kini menjadi produktif dengan hasil panen yang meningkat. Produksi jagung yang sebelumnya tiap kali panen hanya sekitar 6 ton/ha, setelah menggunakan pupuk air seni kelinci meningkat menjadi 10 ton/ha.
Pengalaman Latif Qaedah ini menjadi petunjuk bahwa peran perpustakaan desa dapat mendorong masyarakatnya untuk menciptakan produk dan inovasi melalui akses bacaan cetak dan internet. Saat ini pun Perpustakaan Desa Masalle telah dilengkapi dengan layanan komputer, dan baru-baru ini memperoleh bantuan buku sebanyak 500 eksmplar dari Perpustakaan Nasional setelah melakukan advokasi bersama Perpusda Enrekang pada saat kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2016 di Jakarta bulan November lalu. (irs)
Tautan: PerpuSeru Enrekang