Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang bekerjasama dengan Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementerian Pertanian RI menyelenggarakan kegiatan Virtual Literacy dengan tema “Agroliterasi: Inovasi Layanan Literasi Pertanian” pada Rabu, 6 November 2024. Kegiatan ini diikuti oleh para pengelola perpustakaan dari berbagai daerah di Indonesia secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara live melalui Youtube PUSTAKA Kementan RI.
Kepala Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementerian Pertanian RI, Muchlis dalam sambutannya menyampaikan bahwa Enrekang merupakan salah satu Kabupaten yang pionir dalam kegiatan pertanian dan holtikultura di wilayah Timur Indonesia. Ia menyebutkan bahwa komiditi Enrekang seperti sayur-mayur dan kopi Kalosi telah melintasi berbagai pulau-pulau di Indonesia.
Menurut Muchlis, dengan adanya kerjasama tersebut, ia mengharapkan agar praktik baik literasi terkait pertanian yang ada di Enrekang dapat dibagikan, serta mengajak peserta melihat layanan inovasi literasi pertanian di Taman Agro Balai Besar Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BBPSIP) melalui kegiatan virtual literacy. Ia menambahkan, pihaknya selama ini telah mendorong literasi pertanian kepada masyarakat melalui berbagai media, baik infografis, medsos, buku dan melalui berbagai kegiatan literasi lainnya.
“Alhamdulillah, hari ini kita melakukan kegiatan yang berupaya untuk membagikan praktik baik, dari informasi (teks) ke aplikasi atau konteks. Kita betul-betul sudah melakukan proses hilirisasi informasi untuk bisa diaplikasikan di lapangan,” tutur Muchlis, Kepala PUSTAKA yang juga berasal dari Sulsel itu.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang, Suparman P, menyambut baik atas kerjasama yang terjalin dengan PUSTAKA Kementan dalam kegiatan Virtual Literacy. Ia menyampaikan bahwa selama ini Dispustaka Enrekang telah mendorong perpustakaan desa dan TBM memfasilitasi kegiatan seperti pelatihan dan penyuluhan terkait pertanian melalui progran literasi berbasis inklusi sosial.
Suparman menambahkan, salah satu yang cukup aktif mendorong aktivitas literasi pertanian maupun perkebunan di Enrekang adalah TBM Rizky Amalia yang dikelola oleh Enggus Barman.
Sementara dalam sesi berbagi, Enggus Barman selaku pegiat literasi menceritakan aktivitas di TBM Rizky Amalia yang telah melibatkan unsur petani dalam layanannya. Salah satu yang diceritakan ialah adanya pengunjung TBM yang telah memanfaatkan bacaan dan mendapatkan informasi mengenai budidaya sayur kol, yang selanjutnya diterapkan untuk mendukung peningkatan produktivitasnya.
Di samping itu, ia juga memutar video terkait aktivitasnya dalam memberikan edukasi dan informasi lewat video mengenai budidaya dan pola pemeliharaan kopi yang dilakukan para petani di Desa Buntu Sarong, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang.
Sesi berikutnya, moderator Ifan mengajak para peserta daring menyaksikan inovasi layanan literasi pertanian yang dilakukan pegawai di Perpustakaan Balai Besar Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BBPSIP). Salah satu pegawai BBPSIP, Agus, mengajak peserta melihat layanan koleksi buku pertanian yang dimiliki, lalu menunjukkan penerapan text to context di Taman Agro Standar BBPSIP Bogor sebagai display percontohan instrumen pertanian yang terstandar di lahan terbatas (urban farming).
“Salah satu sinergi yang dilakukan yaitu dengan menyediakan papan barcode di taman yang mengarah ke tautan informasi di website PUSTAKA Kementan,” ujar Agus dari BBPSIP.
Untuk mengenalkan layanan perpustakaan umum kabupaten Enrekang yang terkait dengan agroliterasi, Irsan menyampaikan beberapa layanan seperti penyediaan koleksi digital melalui aplikasi, ulasan buku melalui youtube dan eksplorasi komiditas pertanian melalui website literasi. Irsan pun menyampaikan bahwa salah satu pustakawan Enrekang juga aktif membuat konten agro literasi di kanal Youtube yang juga menerapkan informasi dalam bentuk tutorial.
Di akhir diskusi, Irsan juga mengharapkan contoh yang telah ditunjukkan oleh BBPSIP dalam mensinergikan perpustakaan dan taman agro, ke depannya juga dapat diterapkan di perpustakaan desa dan TBM di Enrekang.