Untuk memberikan ruang berbagi para penulis Enrekang, Dispustaka mengadakan diskusi dan peluncuran buku dalam acara Festival Massenrempulu Membaca 2019. Ada tiga buku yang didiskusikan dalam acara ini di antaranya Agroliterasi karya Irsan (pustakawan), Negeriku di Atas Awan karya Dr. Ilham Kadir (Komisioner Baznas Enrekang), dan Apresiasi Seni Rupa karya dosen STKIP Muhammadiyah Enrekang, Suherman. Diskusi buku ini digelar dari 1-3 Juli 2019 di Aula Dispustaka Enrekang.
Adapun pembahas dalam diskusi buku Agroliterasi (1/7/2019) yaitu Muhidin M. Dahlan dan Irsan. Diskusi ini lebih banyak menggali perihal bagaimana menumbuhkan budaya literasi pada kultur agraris, seperti konteks Enrekang. Beberapa pegiat literasi pun turut hadir memberikan masukan terkait perlunya literasi diperhatikan secara serius jika ingin menyentuh semua sektor, termasuk bila ingin mendorong literasi untuk kultur agraris.
Sementara diskusi buku Negeriku di Atas Awan menghadirkan penulisnya sebagai pembicara, Dr. Ilham Kadir. Selama hampir 3 jam, Ilham Kadir banyak bercerita tentang kisahnya sejak muda, dari desa hingga ia berkuliah dan meraih gelar pendidikan tinggi, sebagaimana yang ditulisnya dalam novel yang akan terbit tersebut. Tak hanya itu, produktivitasnya dalam menulis di berbagai media selama ini menjadi pengalaman yang dibagikan kepada peserta. Ia pun menceritakan bagaimana ia mengatur agenda menulis di samping melaksanakan pekerjaan sebagai komisiner Baznas Enrekang.
Di hari ketiga (3/7/2019), Diskusi Buku Apresiasi Seni Rupa juga tak kalah serunya. Diskusi yang dipantik oleh Suherman ini, pesertanya dominan dihadiri dari kalangan mahasiswa. Dalam bahasan terkait buku yang diterbitkannya, Suherman mengajak para peserta untuk menumbuhkan minat apresiasi seni rupa, salah satunya dengan cara mengunjungi dan berusaha memahami suatu karya seni rupa. Dalam diskusi, beberapa peserta juga memaknai seni rupa merupakan media edukasi yang efektif dan memiliki nilai historis yang dapat membangun kesadaran budaya.
Selain untuk berbagi pengetahuan terkait isi buku yang didiskusikan, kegiatan ini diadakan untuk mendorong dan mengapresiasi munculnya penulis dari Enrekang. Hal ini sejalan dengan upaya Dispustaka yang telah beberapa kali menyediakan ruang belajar (workshop) menulis bagi masyarakat Enrekang. Diharapkan dari festival ini, para peserta semakin termotivasi untuk berkarya.
Tidak hanya kalangan mahasiswa dan masyarakat umum yang didorong untuk membuat karya tulis. Karena di sesi lainnya, juga secara khusus mendorong guru menulis melalui kegiatan berbagi inspirasi (4/6/2019). Sesi ini menghadirkan tiga Guru Penulis yaitu Asmega Masri, Saida, dan Arsiah yang telah meluncurkan buku. Ketiganya memberi motivasi kepada para guru yang hadir sebagai peserta, agar mulai menulis dari hal-hal yang sederhana, namun bisa menginspirasi banyak orang.
Terdapat juga usulan dari peserta agar para Guru Penulis, mulai membuat karya yang mengangkat potensi dan kearifan lokal masuk dalam buku dan dapat dibaca oleh peserta didiknya. Selain itu, ada pula usulan untuk mengintegrasikan literasi di luar sekolah sebagai bagian dari ekosistem literasi yang didorong oleh sekolah.