Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Storial.co menyelenggarakan Workshop Menulis dalam kegiatan Perpusnas Writingthon Festival 2022 di Resting House Kabupaten Enrekang selama 2 hari. Kegiatan ini dilaksanakan di 7 Kota di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Enrekang. Writingthon Festival 2022 ini juga mengadakan kompetisi menulis marathon melalui Storial.co dengan menyediakan apresiasi untuk peserta terpilih sebesar 80 Juta Rupiah. Kompetisi ini telah dibuka sejak 25 Juli hingga 8 Oktober 2022.
Workshop Menulis ini menghadirkan dua orang penulis yang menjadi pemateri yakni Dr. Saiful Falah, M.Pd.I. yang merupakan Rektor pada Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor dan Wisnu Suryaning Adji, seorang penulis cerpen. Pada hari pertama (27/8) Saiful Dalah menyampaikan terkait menulis non fiksi dan pada hari kedua Wisnu akan memandu peserta dengan tulisan fiksi. Adapun peserta yang hadir di Resting House sekitar 60-an orang peserta dari berbagai kalangan seperti guru, santri, mahasiswa, dosen, hingga ibu rumah tangga.
Muhammad Erick, mewakili penyelenggara Perpusnas Writingthon Festival 2022 ini mengatakan bahwa kegiatan ini sebenarnya lebih kepada mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk bisa mengikuti kompetisi Writingthon Festival.
“Jadi kenapa disebut writing dan marathon atau menulis marathon, karena secara serentak dalam satu platform storial.co yang kita siapkan, sehingga peserta di seluruh Indonesia yang sudah mendaftar atau yang sedang mengikuti workshop menulis nantinya dapat mengikuti kompetisi ini.”
Lebih lanjut, Erick menyampaikan bahwa Enrekang adalah kota/kabupaten yang beruntung karena terpilih sebagai lokasi kegiatan ini. Baginya, ia memang ingin ikut memajukan literasi di Enrekang melalui penulisan. Ia pun mengapresiasi antusias pendaftar di Enrekang yang melebihi 100-an, dan dari 7 lokasi di mana kegiatan ini diadakan, Enrekang menjadi salah satu kabupaten/kota yang pesertanya terbanyak mengikuti Workshop Menulis Perpusnas Writingthon Festival ini.
Sementara itu, Rahmat Jamaluddin selaku Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Enrekang dalam sambutannya, mengatakan bahwa ke depannya kalau bisa setiap desa ada satu utusan peserta yang kita libatkan. Ia berharap ke depannya agar mendorong adanya tulisan-tulisan tentang potensi lokal di desa masing-masing, karena memang banyak budaya, wisata alam dan lainnya namun belum terekspos keluar.
“Kedepannya perlu dibuat program yang bisa menyentuh potensi setiap desa dituangkan dalam bentuk tulisan”, pesan Rahmat kepada Kepala Dispustaka dalam acara tersebut.
Kepala Dispustaka Enrekang Dadang Sumarna, pada sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Perpusnas RI menambah satu lagi kegiatan yang bisa mendongkrak peningkatan minat baca dan menulis di kabupaten Enrekang.
Merespon penyampaian dari Pak Rahmat terkait program menulis yang menyentuh kearifan lokal, Dadang Sumarna menyampaikan bahwa mungkin di kegiatan inilah tempatnya, maka tidak harus menunggu tahun depan. Karenanya ia pun memohon, agar dari 80-an peserta, tulisannya bisa mengarah ke kearifan lokal.
“Misalnya tulisan terkait kenapa sehingga ada Gunung Nona, Gunung Latimojong, Bambapuang. Mari kita buat tulisan untuk kita ikutkan dalam festival ini”, ajak Kadis kepada peserta.
Ia pun menambahkan bahwa dirinya pernah membaca buku Pramudya Ananta Toer, dan dari sana ia termotivasi dengan ungkapan “jika ingin mengenal dunia maka membacalah, jika ingin dikenal dunia maka menulislah”.
“Saya menjiplak kata-kata Pram karena betul-betul membangkitkan semangat kita untuk menorehkan nama-nama kita di dunia ini, sehingga kita dikenal oleh dunia dan dikenang sebagai penulis yang pernah ada dari Enrekang. Dari tulisan kita akan membuat literasi di Enrekang ini semakin luar biasa”, ujar Dadang kepada seluruh peserta workshop.
Pada hari pertama Workshop, Syaiful langsung mengajak para peserta untuk menulis tentang lokalitas Enrekang dengan membagi beberapa kelompok untuk membuat bagian atau bab-bab yang akan dirangkum dalam kumpulan tulisan. Tantangan kepada peserta ini nantinya akan menghasilkan output berupa karya buku atau setiap peserta mengirimkan karyanya ke Storial.co.
Di akhir sesi hari pertama, peserta diajak untuk bermain kuis dengan menebak pertanyaan yang ditampilkan dalam aplikasi Kahoot.com. Kuis ini berkaitan dengan kepenulisan atau kegiatan festival ini. Di antara yang mendapatkan apresiasi sebagai pemenang dengan jawaban benar yang paling banyak diperoleh oleh Fadli Syurfan dan Ririn Juspramita Sari, keduanya adalah pegawai Dispustaka Enrekang, lalu disusul Farid dari mahasiswa UNIMEN.