Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang memfasilitasi kegiatan Diskusi Literasi dan Buka Puasa Bersama Pj. Bupati Enrekang dan Anggota DPR-RI Komisi X Fraksi PAN pada Rabu, 3 Maret 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh para jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Enrekang dan Ikatan Wartawan Online Indonesia Kabupaten Enrekang.
Pelaksana Tugas Kepala Dispustaka Enrekang Amrullah memberikan pengantar bahwa diskusi yang dilaksanakan di perpustakaan tersebut bertujuan untuk membangun kemitraan dengan media. Karena itu dalam upaya peningkatan literasi di kabupaten Enrekang, Amrullah mengharapkan dukungan media dalam mendorong daya tarik masyarakat berkunjung ke perpustakaan.
“Tanpa bantuan dari media cetak dan online, pasti apa yang kita cita-citakan mungkin tidak sepenuhnya diikuti oleh masyarakat”, ujar Amrullah.
Selain itu, Plt. Kepala Dispustaka juga menyampaikan terima kasih atas keberpihakan pemerintah melalui Pj Bupati Enrekang terhadap perpustakaan. Menurutnya dukungan yang luar biasa dari Pj Bupati dibuktikan dengan memberikan anggaran untuk mengisi sarana perpustakaan ibu dan anak yang baru saja selesai dibangun.
Senada dengan Plt. Kepala Dispustaka, Pj Bupati Enrekang, H. Baba menambahkan bahwa pemerintah sebetulnya tidak bisa dipisahkan dengan media, karena media merupakan mitra kerja daripada pemerintah. Oleh sebab itu, menurutnya sangat wajar menjalin kerjasama dengan media dalam mempublikasi program-program pemerintah.
Tak lupa dalam kesempatan itu, Pj Bupati Enrekang mengungkapkan rasa syukur karena Kabupaten Enrekang mendapatkan DAK Subbidang Perpustakaan dari pemerintah pusat sehingga memiliki dua gedung mewah.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Muh Syarif Bando selaku Kepala Perpusnas RI saat menerima DAK dan Anggota Komisi X DPR RI Mitra Fakhruddin karena berkat dukungan beliau, perpustakaan bisa berdiri di tengah-tengah kota Enrekang”, ujar H Baba.
Lebih lanjut, Pj Bupati pun menginformasikan bahwa pemda saat ini membenahi sedikit demi sedikit perpustakaan dan sebentar lagi akan diresmikan gedung baru layanan Perpustakaan Ibu dan Anak. Ia pun mengapresiasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang sudah berkolaborasi dengan Kepala Desa dalam mendirikan dan mengembangkan perpustakaan desa yang saat ini berjumlah 46 Perpustakaan Desa/Kelurahan.
Sementara itu, Pj Bupati juga membagikan pengalaman dan motivasinya dalam meningkatkan literasi. Ia menganggap bahwa ketika bicara literasi memang harus dimulai dari anak-anak, mulai dari PAUD, SD, SMP dan SMA, sehingga menurutnya dibutuhkan sudut-sudut baca, perpustakaan sekolah yang layak dan bisa menyediakan literatur sesuai perkembangan. Dalam kesempatan tersebut, Ia pun membandingkan minat baca di luar negeri dengan di Indonesia.
“Minat membaca dan menulis kita rendah sekali, kita bisa lihat orang-orang asing kalau datang, di mana-mana mereka, di bandara, di tempat wisata, yang dia pegang adalah buku, kalau kita pegang HP”, ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh peserta diskusi untuk turut berperan, terutama dari peran pendidikan dan orang tua yang sangat besar pengaruhnya dalam memahami arti penting literasi.
Sementara pembicara kedua, Mitra Fakhruddin memulai dengan menjelaskan peran legislatif dalam peningkatan literasi, khususnya di Dapilnya. Baginya, sudah banyak yang diupayakan dalam rangka peningkatan literasi di Kabupaten Enrekang dalam konteks tugas dan fungsi perwakilan dapil Sulsel 3 yang duduk di DPR RI.
Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui jalur aspirasi seperti menghadirkan fasilitas untuk perpustakaan desa, Pojok Baca Digital dan bantuan paket buku untuk desa-desa pelosok. Mitra Fakhruddin mengemukakan bahwa upaya tersebut tujuannya untuk menghadirkan kesadaran bagi generasi muda Massenrempulu. Baginya, perpustakaan hendaknya menjadi laboratorium untuk generasi muda kita ke depan.
Lebih lanjut, Mitra Fakhruddin mengaitkan kesadaran literasi berkolerasi dengan upaya mengeksplorasi potensi yang ada di Enrekang.
“Kita sadar bahwa kurangnya literasi itu potensi-potensi yang kita miliki ini tidak bisa kita eksplor dengan baik”, tutur Anggota DPR RI Komisi X Dapil Sulsel itu.
Ada beberapa sektor yang ia harapkan disentuh oleh pegiat literasi, di antaranya pariwisata dan budaya. Sebab menurutnya literatur atau narasi tentang pariwisata Enrekang belum terlalu banyak, sehingga orang luar belum banyak mengetahui tentang sejarah, cerita-cerita yang punya daya tarik, dongeng, dan obyek-obyek pariwisata di Enrekang.
Di akhir, ia pun menharapkan agar sinergi semua pihak dalam peningkatan literasi di kabupaten Enrekang, terutama peran-peran dari pemerintah, legislatif, media dan pegiat literasi.
Sementara dalam sesi diskusi, Jurnalis Rakyat Sulsel, Fadli mengemukakan bahwa gedung perpustakan Enrekang saat ini seharusnya menjadi gambaran keberhasilan literasi. Ia pun berpendapat literasi dan media punya tugas yang sama.
“Siapa yang akan membaca berita kami, kalau kegiatan literasi di perpustakaan tidak berjalan, jadi harusnya kami yang berharap kegiatan literasi itu berjalan terus agar kebudayaan membaca dan menulis bisa saling mengapresiasi, antara pembaca dan penulis” ujar Fadli yang juga pegiat literasi.
Merespon masukan jurnalis Rakyat Sulsel tersebut, Plt. Kepala Dispustaka menyampaikan bahwa memang ke depannya Dispustaka Enrekang akan menggiatkan kegiatan-kegiatan literasi seperti Festival Literasi, lalu membangun brand image perpustakaan. Ia pun mengajak pegiat dan komunitas literasi yang membutuhkan bantuan buku dapat mengajukan proposal.